Friday, August 8, 2025
Google search engineGoogle search engine
HomeBeritaBerita WilayahSpirit Perjuangan Ustaz Senior Warnai Hari Kedua Halaqah Kubro Hidayatullah Se-Sulawesi di...

Spirit Perjuangan Ustaz Senior Warnai Hari Kedua Halaqah Kubro Hidayatullah Se-Sulawesi di Pinrang

PINRANG — Hari kedua pelaksanaan Halaqah Kubro Hidayatullah se-Sulawesi dan Gorontalo diwarnai oleh sesi istimewa bertajuk “Refleksi Perjuangan”, yang menghadirkan tiga ustaz senior dengan pengalaman panjang dalam dunia dakwah bersama Hidayatullah. Kegiatan ini digelar selepas shalat Subuh di Masjid Kampus Pratama Hidayatullah Menro, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, pada Ahad, 13 Juli 2025.

Ratusan peserta halaqah, termasuk warga kampus, santri, serta utusan dari berbagai daerah di Sulawesi dan Gorontalo, tampak antusias menyimak kisah-kisah perjuangan yang membuka kembali lembaran awal perjalanan para pembicara bersama Hidayatullah.

Sesi dipandu oleh Ketua Dewan Murobbi Wilayah (DMW) Sulawesi Tenggara, Ustaz Ahmad MS. Dalam pengantarnya, ia menekankan pentingnya menggali keteladanan dari generasi perintis.

“Dalam perjalanan berlembaga, ada banyak hal yang telah mereka jalani. Kita dengarkan untuk dijadikan contoh, motivasi, dan bekal sebagai generasi penerus di bawah atap perjuangan yang sama,” ujarnya.

Pembicara pertama, Ustaz Bahar Ismail, mengenang masa awal keterlibatannya dalam dakwah Hidayatullah sejak 1980.

“Setelah menyelesaikan sekolah, saya terdorong ikut berjuang bersama Hidayatullah karena tergugah melihat kondisi umat Islam saat itu,” kenangnya.

Pertemuan dengan Ustaz Yusuf Gatti di Balikpapan menguatkan tekadnya. Namun, yang paling membekas baginya adalah sosok almarhum Ustaz Abdullah Said.

“Bisa dikatakan, dalam sehari beliau menyampaikan lima kali ceramah. Itu yang mengubah saya,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa dirinya digembleng melalui kedisiplinan dalam shalat berjamaah dan kerja keras.

“Perjuangan Islam bagi saya lebih utama daripada jabatan yang tidak berkaitan dengan dakwah,” tegasnya.

Sementara itu, Ustaz Syamsul Rijal Palu, yang kini berusia 72 tahun, menyoroti kekhasan suasana perjuangan di kawasan Gunung Tembak, tempat awal mula Hidayatullah berkiprah.

“Sejak awal, Hidayatullah dikenal sebagai harakah perjuangan. Saya sangat terkesan dengan ketaatan yang ditampilkan di Gunung Tembak,” katanya.

Ia juga mengingat salah satu pesan penting dari Ustaz Abdullah Said yang sering disampaikan melalui tafsir Al-Fatihah: semangat menegakkan daulah Allah di muka bumi.

Pembicara ketiga, Ustaz Husein Kalado, menceritakan perkenalan pertamanya dengan Hidayatullah pada akhir 1982. Saat itu, ia telah menjadi guru agama di Balikpapan, hingga suatu hari diajak menghadiri pengajian malam Jumat.

“Tiga malam Jumat saya ikut ceramah Ustaz Abdullah Said. Saya merasa seperti mendapat makanan yang segar, enak, dan bergizi. Ceramah beliau sangat menggugah,” tuturnya.

Setelah melalui berbagai proses, ia memutuskan untuk masuk ke Gunung Tembak.

“Saya merasa seperti bayi yang lahir kembali. Saya tercerahkan,” ucapnya haru.

Sesi ini ditutup dalam suasana penuh refleksi dan semangat. Para peserta tampak terinspirasi oleh keteguhan, kesederhanaan, dan keikhlasan para narasumber dalam mengabdi kepada Allah melalui jalan dakwah dan tarbiyah bersama Hidayatullah.

(Ian Kassa/hidayatullahsulsel.or.id)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_imgspot_img

Terbaru lainnya

Recent Comments