MAROS (HidayatullahSulsel.or.id) — Setelah delapan bulan menanti, Pondok Pesantren Daarul Hijrah Tanralili, Kabupaten Maros, akhirnya memetik hasil panen perdana dari kebun singkong seluas 0,5 hektare yang dikelola bersama Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Sabtu 26 Juli 2025.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Pesantren Berdaya, sebagai upaya mendorong ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi berbasis zakat.
Panen ini menjadi momentum kebahagiaan yang dirayakan dengan semarak oleh para santri, khususnya dari unit Tahfidz Putri, melalui aneka lomba masakan berbahan dasar singkong. Mereka menyajikan berbagai menu kreatif, mulai dari sop singkong, bubur cenil, pergedel singkong, hingga racikan menu makan siang sehat dan bergizi.
“Kami belajar bekerja sama dalam tim sekaligus memasak dengan bahan baku yang mudah ditemukan di sekitar,” ujar Aisya, salah satu santri peserta lomba, sebagaimana dikutip dari laporan tim humas ponpes.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah unsur internal Hidayatullah Sulsel, antara lain Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan Ustadz Drs. Nasri Bohari, M.Pd., dan Ketua Dewan Murabbi Wilayah Hidayatullah Sulsel Ustadz Ir. H. Abdul Majid, M.A. Turut hadir juga Ketua DPD Hidayatullah Maros Ustadz Muhammad Kaisar, yang juga merupakan Ketua Badan Pembina Yayasan Daarul Hijrah Maros.
Ketua Laznas BMH Sulsel, Ustadz Abdul Kadir, M.M., menegaskan bahwa program pertanian ini adalah bagian dari gerakan strategis dalam membangun kemandirian pesantren. “Program ini tidak hanya menghasilkan bahan pangan, tapi juga menjadi sarana edukasi ekonomi dan karakter bagi para santri,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Ustadz Robianto, M.M., penanggung jawab program pertanian pesantren. Ia menjelaskan bahwa lahan yang dimanfaatkan secara produktif ini diperkirakan menghasilkan sekitar 5 ton singkong. “Insya Allah, beberapa pedagang sudah menyatakan minat membeli hasil panen ini,” ujarnya optimis.
Panen singkong di Tanralili ini menambah deretan kisah sukses eco-dakwah dan ketahanan pangan pesantren yang diinisiasi Laznas BMH. Sebelumnya, Pesantren Auladi Hidayatullah Jeneponto juga berhasil memanen 2,5 ton padi dari sawah yang digarap para santri dengan dukungan sumur bor bantuan BMH.
Kedua capaian ini juga menandai dimulainya program Gerakan Ekonomi Hijau yang diinisiasi dalam rangka Semarak Munas VI Hidayatullah, yang tahun ini mengangkat beberapa tema besar, diantaranya Ekonomi dan Lingkungan.
Melalui sinergi zakat dan kerja keras pesantren, BMH bersama Hidayatullah membuktikan bahwa ekonomi berbasis nilai bisa tumbuh dari akar rumput, dengan menggerakkan pangan lokal, menghidupkan tanah, dan membina santri menjadi pribadi tangguh yang tidak hanya menghafal Al-Qur’an, tetapi juga menanam dan memanen harapan untuk umat.*/
(Redaksi HidayatullahSulsel.or.id | Reporter: Robi)