GOWA (HidayatullahSulsel.or.id) — Musyawarah Daerah (Musda) Gabungan Hidayatullah zona Makassar sekitar yang melibatkan DPD Hidayatullah Makassar, Gowa, Maros, dan Pangkep resmi dibuka pada Sabtu pagi (20/12/2025). Kegiatan ini dipusatkan di Gedung Aula Serbaguna Kampus Tahfizh Auladi Bollangi, Kabupaten Gowa, dan diikuti sekitar 50-an peserta dari berbagai unsur kepengurusan.
Musda Gabungan ini mengusung tema “Sinergi Anak Bangsa Menyongsong Indonesia Emas 2045”, yang merupakan tema turunan dari hasil Musyawarah Nasional (Munas) dan Musyawarah Wilayah (Muswil) Hidayatullah. Tema tersebut menegaskan komitmen organisasi dalam menyiapkan kader dan struktur dakwah yang berkontribusi nyata bagi masa depan bangsa.
Musda Gabungan secara resmi dibuka oleh Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Sulawesi Selatan, Dr. Muh. Saleh Usman, yang dalam arahannya mengangkat tema Militansi Kader Menyongsong Indonesia Emas 2045.
Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa Islam tidak boleh dikelola secara biasa-biasa saja, melainkan dengan kesungguhan, visi besar, dan kerja nyata yang terukur.
“Indonesia Emas 2045 tidak hadir secara instan. Ia membutuhkan tahapan, proses panjang, dan kerja nyata yang dimulai dari hari ini,” tegasnya.
Ia juga menekankan urgensi soliditas tim di tingkat DPW yang harus bersenyawa dan menular hingga ke DPD-DPD se-Sulawesi Selatan. Menurutnya, spirit keislaman dan nilai tauhid, sebagaimana terkandung dalam Q.S. Al-‘Alaq, semestinya melahirkan karya besar yang berdampak luas bagi umat dan bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Muh. Saleh Usman juga mengingatkan bahaya kesombongan sebagai pangkal berbagai kerusakan, sekaligus menyebutkan indikator kader militan, yakni memiliki spirit yang kuat, wawasan yang luas, serta kualitas ibadah yang kokoh.
Salah satu pernyataan yang menjadi sorotan peserta adalah ketika ia menyampaikan:
“Kalau ada kader yang gampang sekali mencari kekurangan orang lain dan susah melihat kebaikan orang lain, maka bisa dipastikan besar kemungkinan dia berteman dengan syaithon.”
Sebelumnya, Ketua Dewan Murabbi Wilayah (DMW) Hidayatullah Sulsel, KH. Abdul Majid, MA, dalam sambutannya menekankan pentingnya soliditas tim dalam mengemban amanah organisasi. Ia menilai dinamika kepemimpinan di wilayah Sulawesi Selatan telah melalui proses panjang dan penuh ujian.
Ia juga memberikan penekanan moral kepada jajaran pengurus wilayah agar meningkatkan kesungguhan dalam bekerja.
“DPW periode baru ini harus (lebih) mengurangi tidur dan makan, serta tidak terlalu santai. Amanah ini menuntut keseriusan dan pengorbanan,” ujarnya.
Setelah pembukaan, Musda Gabungan dilanjutkan dengan rangkaian agenda persidangan yang diawali musyawarah pendahuluan untuk menetapkan tata tertib, jadwal kegiatan, serta penunjukan pimpinan sidang. Agenda kemudian berlanjut ke Musyawarah Paripurna I yang memuat penyampaian laporan pertanggungjawaban pengurus dari empat DPD sekaligus penetapan status demisioner kepengurusan periode sebelumnya.
Selanjutnya, Musyawarah Paripurna II digelar dengan agenda pembacaan maklumat Ketua DPW serta penetapan Ketua DPD Makassar, Gowa, Maros, dan Pangkep. Rangkaian sidang ditutup melalui Musyawarah Paripurna III yang menetapkan anggota kelengkapan struktural DPD di empat kota dan kabupaten tersebut, sebelum akhirnya Musda Gabungan secara resmi ditutup.
Panitia menyampaikan bahwa agenda yang paling ditunggu, yakni penetapan Ketua DPD dan kelengkapan struktur masing-masing daerah, dijadwalkan berlangsung sebelum atau setelah salat Ashar pada hari yang sama, menyesuaikan dinamika sidang.
Musda Gabungan zona Makassar sekitar ini diharapkan dapat melahirkan kepemimpinan daerah yang solid, militan, dan siap berkontribusi aktif dalam agenda besar pembangunan umat menuju Indonesia Emas 2045.a siap menggerakkan dakwah dan pendidikan umat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.



