PINRANG — Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Sulawesi Selatan sukses menggelar Halaqah Kubro Kader Hidayatullah Se-Sulawesi sebagai bagian dari agenda besar Semarak Muharram 1447 H. Acara ini dipusatkan di Kampus Hidayatullah Lamatanre, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, dan dihadiri ratusan kader dari berbagai daerah di Sulawesi, Gorontalo, hingga Kalimantan, Ahad, 13 Juli 2025.
Sebagai tuan rumah, DPW Hidayatullah Sulsel menyiapkan berbagai rangkaian kegiatan dalam upaya mengonsolidasikan barisan kader dan menguatkan nilai-nilai perjuangan dakwah menghadapi dinamika zaman.
Ketua DPW Hidayatullah Sulsel, Ustaz Nasri Bohari, M.Pd., dalam sambutan pembukaannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh peserta dan menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan dalam pelaksanaan.
“Kami menyambut hangat kehadiran para kader dari berbagai wilayah. Mohon maaf atas segala kekurangan yang mungkin ada. Semoga kegiatan ini berjalan sesuai harapan dan menjadi penguat semangat perjuangan kita bersama,” ujarnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Daerah Pinrang, yakni Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), H. Syahruddin, S.T., M.Si., yang memberikan sambutan dan apresiasi. Ia menilai tema acara sangat relevan dalam konteks sosial kekinian, terutama dalam menghadapi tantangan dunia digital.
“Semangat hijrah dan kebangkitan sangat kontekstual dengan kondisi masyarakat kita hari ini. Di tengah arus informasi yang simpang siur, kegiatan seperti ini sangat penting dalam membentuk generasi yang kritis dan tercerahkan,” kata H. Syahruddin.
Ia juga mengapresiasi kiprah Hidayatullah dalam mencetak kader-kader dakwah yang mampu berkontribusi bagi pembangunan masyarakat melalui pendekatan nilai Islam yang integral.
Sebagai penutup sesi sambutan, Pembina Hidayatullah Sulawesi Selatan, KH. Dr. Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, M.Si., menyampaikan pesan mendalam tentang jati diri organisasi Hidayatullah yang dibangun di atas prinsip kepemimpinan kolektif, bukan personal.
“Hidayatullah bukan milik pribadi. Saat KH. Abdullah Said wafat, kepemimpinan diteruskan oleh orang yang bukan keluarganya. Ini menunjukkan bahwa Hidayatullah adalah milik umat, bukan milik perorangan,” tegasnya.
Selain sesi formal, acara semakin meriah dengan penampilan santri binaan dalam bentuk senam konsentrasi dan bela diri Tapak Suci. Penampilan tersebut memperkuat nuansa kebersamaan dan semangat kaderisasi.
Melalui kegiatan ini, DPW Hidayatullah Sulsel menegaskan komitmennya sebagai garda depan dalam memperkuat jaringan dakwah dan kaderisasi di wilayah timur Indonesia. Halaqah ini menjadi momentum penting untuk memperkuat soliditas internal serta menyalakan kembali semangat hijrah dalam konteks perjuangan masa kini.
(Ian Kassa/hidayatullahsulsel.or.id)