PINRANG — Dialog Refleksi Hijrah yang menghadirkan sejumlah ustaz senior dari berbagai wilayah Hidayatullah di Sulawesi dan Gorontalo berlangsung penuh semangat dan inspirasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Halaqah Kubra Se-Sulawesi dan Gorontalo yang diselenggarakan di Aula Yayasan Madinatul Izzah Mubarak, Kampus Hidayatullah Lamatanre, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Mengusung tema “Menguatkan Jati Diri Kader Hidayatullah Menuju NKRI Beradab dan Terhormat”, acara ini menjadi momentum penyegaran ruhiyah sekaligus pelecut motivasi hijrah dan perjuangan bagi para kader yang hadir dari berbagai penjuru wilayah. Enam narasumber dari Dewan Murobbi Wilayah (DMW) dan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) berbagi pengalaman perjuangan serta spirit hijrah mereka selama berkiprah di Hidayatullah.
Ketua DPW Hidayatullah Kalimantan Utara yang telah berhijrah sejak 1991 menjadi pemateri pertama. Ia menyampaikan bahwa hijrah adalah proses membangun langkah-langkah kecil menuju perubahan besar dalam kehidupan.
“Hijrah itu adalah ketika kita menapaki langkah-langkah kecil untuk sebuah langkah yang lebih besar,” ujarnya.
Selanjutnya, Ustaz Fakhruddin Rifai dari DMW Hidayatullah Gorontalo menekankan pentingnya totalitas dalam perjuangan. Mengutip pendiri Hidayatullah, almarhum KH. Abdullah Said, ia menegaskan bahwa seorang santri tidak boleh memilih-milih tempat tugas.
“Ketaatan adalah modal utama. Kita harus terjun bebas dan total dalam perjuangan. Tidak boleh setengah-setengah,” tegasnya.
Ketua DMW Sulawesi Tengah, Ustaz Ali Murtadho, menceritakan pengalaman hijrahnya ke Balikpapan pada 1989 yang sempat ditentang keluarga. Ia mengenang pengalamannya saat pertama kali melaksanakan shalat berjamaah di Hidayatullah yang berlangsung cukup lama.
“Shalat Zuhur bisa satu jam. Saya kaget, tapi akhirnya sadar, inilah kedekatan kepada Allah yang sebenarnya,” katanya.
Sementara itu, Ketua DMW Sulawesi Barat, Ustaz Naim Thahir, mengaku sempat ragu menghadiri acara ini. Namun, nama Lamatanre yang berarti ‘tempat tinggi’ menjadi pemantik semangatnya.
“Bisa jadi Allah ingin meninggikan derajat kita dengan kehadiran di tempat ini,” ujarnya.
Ustaz Ahmad MS, Ketua DMW Sulawesi Tenggara, yang sebelumnya banyak berkiprah di wilayah Sumatra, turut memberi motivasi kepada para peserta.
“Meski saya orang Sulawesi, baru kali ini saya bertugas di Sulawesi Tenggara. Semoga keberadaan kita di sini menyerap spirit hijrah untuk dibawa kembali ke tempat tugas masing-masing,” ungkapnya.
Sesi ditutup oleh Ketua DMW Sulawesi Selatan, Ustaz Abdul Majid, M.A., yang menceritakan perjalanan hijrahnya bersama dua rekannya—sesama alumni dan aktivis HMI. Ia memaknai setiap peristiwa perjuangan sebagai proses menuju kualitas hidup yang lebih baik.
“Hijrah itu adalah bagaimana menjadi manusia berkualitas. Berkualitas ibadahnya, ilmunya, dan silaturahminya. Semangat itu harus dijaga, sekalipun besok kita akan mati,” tegasnya.
Acara ini turut dihadiri Pemimpin Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad. Kehadirannya memberikan semangat tersendiri bagi ratusan kader yang hadir serta menjadi simbol kuatnya solidaritas dan komitmen perjuangan dakwah Hidayatullah di seluruh wilayah Sulawesi dan Gorontalo.
(Ian Kassa/hidayatullahsulsel.or.id)