Saturday, July 5, 2025
Google search engineGoogle search engine
HomeBeritaUlul Albab: Menyatukan Gelar Akademik, Iman, dan Amal

Ulul Albab: Menyatukan Gelar Akademik, Iman, dan Amal

Makassar – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Bayan Makassar menggelar Sidang Senat Terbuka Luar Biasa dalam rangka wisuda perdana pada Sabtu siang tadi, 10/5/2025. Acara yang digelar di Ballroom Swiss-Bellinn Panakkukang Makassar tersebut diikuti 95 wisudawan/ti dari berbagai jurusan yang ada.

Salah satu agenda dalam sidang senat tersebut adalah penyamapain orasi ilmiah dari Ketua Dewan Senat STAI Al-Bayan Makassar, Dr. Ir. H. Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, M.Si. Berikut ini resume dari orasi berjudul “Gelar Akademik, Ulil Albab dan Aplikasi Ilmu” tersebut:

Sejak abad ke-9, di kota Fez—jantung intelektual Maroko—terbentang Universitas Al-Qarawiyyin, lembaga pendidikan tertua di dunia yang didirikan pada tahun 859 M. Keistimewaan kampus ini tidak hanya pada usianya yang venerabel, tetapi juga karena ia adalah yang pertama memberikan gelar akademik secara resmi kepada para alumninya. Sosok di balik cikal bakal perguruan tinggi ini patut dikenang: Fatimah Al-Fihri, perempuan visioner yang menanam benih pengetahuan bagi generasi-generasi mendatang.

Gelar akademik, dalam konteks modern, adalah bentuk pengakuan formal atas perjalanan intelektual seseorang. Mulai dari sarjana, magister, hingga doktor, bahkan gelar profesional, semuanya mencerminkan evolusi sistem pendidikan tinggi yang berkembang di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, jejak gelar akademik pertama kali muncul pada masa Hindia Belanda, ketika STOVIA dibuka pada 1898—lembaga yang kelak menjadi cikal bakal Universitas Indonesia—diikuti Institut Teknologi Bandung pada 1920.

Pada awalnya, gelar akademik hanya berfungsi sebagai cap legitimasi: bukti bahwa pemegangnya telah menuntaskan serangkaian kajian ilmiah. Namun seiring waktu, gelar itu menjelma menjadi standar resmi dalam perekrutan, terutama di instansi pemerintah serta institusi pendidikan. Gelar pun menjadi gerbang masuk; tanpa dokumen tersebut, seseorang dengan kemampuan dan keterampilan mumpuni seringkali terpinggirkan oleh sistem.

Menariknya, konsep “predikat” keilmuan juga dijumpai dalam Al-Qur’an. Istilah-istilah seperti Ulul Albab, Ulul Abshar, Ulun Nuha, dan Ulul ‘Ilm merupakan sinonim bagi ulama—mereka yang menguasai ilmu dan memancarkan hikmah. Selain predikat intelektual, Al-Qur’an juga mengangkat gelar kemuliaan lain: Muttaqin, Shalihin, Muhsinin, dan seterusnya. Semua gelar ini menandai derajat spiritual dan intelektual yang ditinggikan oleh Sang Pencipta:

“…niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang beriman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS 58:11)

Di antara sekian istilah, ‘Ulul Albab’ muncul paling sering—enam belas kali—menunjukkan urgensinya untuk direnungkan. Kata ‘ulul’ berarti “mereka yang memiliki”, sedangkan ‘albab’ (jamak dari ‘lubb’) sering diterjemahkan sebagai “akal” atau “inti pemikiran”. Dengan demikian, Ulul Albab dapat dipahami sebagai “mereka yang berakal”. Menurut Ibnu Katsir, gelar ini merujuk pada orang dengan akal sempurna; Sayyid Qutub menegaskan, mereka yang memiliki pemahaman dan pemikiran yang benar.

Apa ciri khas seorang Ulul Albab? Pertama, mereka gemar berdzikir dan tafakkur: mengingat Tuhan dalam segala keadaan dan merenungkan ciptaan-Nya (QS 3:190–191). Kedua, kehausan mereka akan ilmu memotivasi pencarian pengetahuan tanpa kenal lelah (QS 3:7). Ketiga, kemampuan membedakan yang hak dan batil (QS 5:100). Keempat, sikap kritis dalam menyimak tutur kata orang lain (QS 39:18). Kelima, kesediaan berbagi ilmu kepada sesama (QS 13:19–22). Dan keenam, ketakwaan yang melekat: hanya kepada Allah mereka menundukkan hati (QS 65:10).

Berdzikir dan berpikir bukan sekadar ritual ibadah, melainkan metodologi ilmiah. Ayat QS Ali ‘Imran 3:190 menegaskan bahwa alam semesta—langit, bumi, malam, dan siang—adalah ayat-ayat untuk mereka yang berpikir. Lalu QS 3:191 menjelaskan metode memperoleh ilmu: berdzikir sambil merenungkan ciptaan-Nya secara aktif. Di sinilah perbedaan mendasar dengan epistimologi Barat, yang hanya mengandalkan rasionalisme dan empirisme; dalam kerangka ini, entitas non-empiris—malaikat, jin—terkucilkan dari ruang kajian. Bagi Ulul Albab, seluruh ciptaan Allah—materi maupun metafisik—adalah lahan ilmu.

Hasil penelitian dan renungan itu selanjutnya menumbuhkan iman yang semakin kokoh. Sang ilmuan, setelah menelisik ayat-ayat Ilahi, akan menyadari betapa tiada satupun ciptaan yang sia-sia, hingga lantang ia memanjatkan doa:

“Rabbanaa mā khalaqta hādhā bāṭilā, subḥānaka faqinā ‘adhāba-n-nār.”
(“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”)

Inilah aksiologi ilmu dalam tradisi Islam: iman bertambah, di samping manfaat empiris bagi sesama.

Akhirnya, Al-Qur’an meneguhkan kesatuan iman, ilmu, dan amal. Ketiganya ibarat tiga pilar yang saling memperkuat; apabila satu terpisah, keseimbangan hancur. Perintah pertama—“Iqra’” (bacalah)—menandai bahwa membaca dan menuntut ilmu adalah pintu gerbang iman (QS Al-‘Alaq:1–5). QS Muhammad:19 mengiringi keyakinan pada Tauhid dengan tuntutan memahami hakikat-Nya. Hampir seluruh ayat yang menyanjung orang beriman selalu diiringi penegasan beramal saleh: iman tanpa perbuatan adalah kerancuan. Bahkan, ilmu yang tak diamalkan disebut tercela (QS 61:3).

Dari kacamata kontemporer, gelar akademik tidak ubahnya pengakuan lembaga pendidikan atas prestasi intelektual seseorang. Meski tak selalu menjamin kompetensi riil, gelar itu menjadi persyaratan birokratis di dunia kerja. Namun banyak pula ladang pengabdian di mana keterampilan dan keahlian praktis jauh lebih bernilai ketimbang cap resmi di ijazah.

Akhirnya, predikat Ilahi—Ulul Albab, Ulun Nuha, Ulul ‘Ilm, serta gelar mulia seperti Muttaqin, Shalihin, Muhsinin—seharusnya menjadi target tertinggi bagi setiap muslim penuntut ilmu. Dengan menyelaraskan iman, ilmu, dan amal, kita mengukir keberkahan dan meraih ridha-Nya.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments