Oleh : Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel
HidayatullahSulsel.com — Bergerak adalah keberkahan. Selalu bergerak, berjalan, dan adakalanya berlari atau berlari-lari berarti seseorang itu masih hidup normal dan sehat.
Berpindah dan berjalan, bahkan berlari, adalah bagian dari proses kehidupan. Yang dalam saat tertentu kita diperintahkan serta harus berjalan dan berlari. Karena kehidupan itu pada hakekatnya adalah sebuah perjalanan singkat.
Perjalanan sebagai proses kehidupan. Dapat dilihat dari prosea penciptaan manusia itu sendiri. Dimulai dari air mani, menjadi segumpal darah hingga berbentuk anak manusia setelah ditiupkan ruh padanya. Inilah dinamakan alam rahim.
Selanjutnya perjalanan hidupannya dinikmatinya di permukaan bumi. Tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang bebas berintereaksi, bermuamalah dan berkempetisi dengan manusia lainnya.
Di alam dunia inilah manusia asyik menikmati kehidupannya. Awalnya dirasakan normal-normal saja, berlalu dalam sebuah perjalanan waktu Hingga tak terasa waktu dan usia terus berlalu.
Sepertinya dia masih merasa kanak-kanak, padahal dia sudah tumbuh sebagai pemuda dewasa.
Seperti tak menerima kalau tubuhnya sudah besar sebesar orang dewasa. Tapi masih lugu dan masih seperti menikmati masa kanak-kanaknya.
Nampaklah fisiknya sudah besar dan dewasa tapi kelakukannya masih bertingkat kekanak-kanakan.
Demikian halnya saat usia sudah masuk dewasa bahkan tergolong tua, perangai dan pola pikirnya merasa masih masa remaja.
Terdapatlah seseorang bertingkah laku tak sesuai usianya. Sering kali terjadi, ada yang usianya masih pemuda bahkan masih remaja, tapi pola pikir dan karakternya telah matang dan dewasaa.
Yang ironis, ketika usianys sudah memasuki masa tua tapi tindak tanduknya masih seperti remaja ataupun kekanak-kanakan. Mulai dari cara berpikir dan bersikap, hingga dia tidak mampu mandiri menyelesaian permasalahan hidup sendiri
Terdapat sifat manusia yang lupa pada perjalanan dirinya. Jangankan mampu membuat perancanaan hidup, memahami bahwa dia sudah pada tahapan berapa usia saat ini saja, dia terlalaikannya.
Betapa kagetnya dirinya, ketika dia melakukan sesuatu namun, tapi tak sanggup lagi melakukannya. Tak sanggup menerima kenyataan.
Menolak tua. Disaat kenyataan usia dan waktu yang berbicara, bahwa dia bukan lagi seperti yang dulu
Yang lebih mengagetkan lagi, ketika tiba saatnya jatah usia sudah habis dan dia telah menghadap kepadaNya, barulah dia tersadar. Barulah dia mau kembali beribadah, beramal Sholeh dan bersedekah..Sudah terlambat. Tinggallah hanya penyesalan yang tak berguna lagi
Perjalanan Menuju Surga
Agar perjalanan kehidupan yang singkat ini bisa menjadi syurga yang penuh kebahagiaan. Dan semoga pada akhirnya juga dinikmati di akhirat, harus memahami tujuan hidup ini.
Bahwa tujuan perjalanan kehidupan kita hanya dua hal.pokok, yakni menjadi khalifah yang menciptakan kedamaian, kesejahteraan dan keadilan. Untuk semua manusia dan rahmat bagi seluruh alam.
Serta tujuan kedua adalah bahwa kesempurnaan perjalanan kehidupan kita di dunia, ketika semua aktivitas kehidupan dalam niat yang hanif (lurus) dan bermakna dalam penghambaan kepada-Nya.
Barangsiapa memahami hakekat penciptaannya dipermukaan bumi ini, maka dia akan berjalan dengan perjalanan hidup bermakna dan bermanfaat menuju kebahagiaan hakiki.(*)
*) Perjalanan Umroh 28 Rajab 1444 – 19/2/2023)