Bukan perkara mudah bagi seseorang untuk membedakan antara jebakan kenikmatan dan khayalan, sebab keduanya bisa tampak menyenangkan, indah, dan bahkan mengasyikkan.
Perbedaannya terletak pada keberadaan dan dampaknya dalam realitas. Kenikmatan adalah pengalaman nyata yang bisa dirasakan secara fisik maupun emosional, seperti berkumpul dengan orang tercinta, menikmati makanan favorit, mendengarkan musik kesukaan, atau merasakan kebahagiaan dari pencapaian pribadi. Dampaknya dapat langsung dirasakan oleh tubuh dan pikiran.
Sementara itu, khayalan hanyalah gambaran atau pengalaman yang terjadi dalam pikiran tanpa wujud nyata. Misalnya, seseorang membayangkan hidup sebagai orang sukses dengan segala kemewahan—memiliki rumah bak istana, istri cantik seperti bidadari, mobil mewah, pelayan yang patuh, dan segala keinginannya terpenuhi. Khayalan memang bisa memberikan kepuasan sementara, tetapi tidak memiliki dampak langsung pada kehidupan nyata.
Kenikmatan dan Khayalan yang Merusak
Terlalu asyik dengan khayalan dapat menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan berharga dalam hidup. Waktu yang terbatas menjadi sia-sia, sementara hati bisa dipenuhi dengan iri dan dengki yang tidak beralasan.
Sebaliknya, larut dalam kenikmatan tanpa kendali juga bisa melalaikan seseorang. Kenikmatan, pada akhirnya, memiliki batas dan tidak dapat dirasakan selamanya. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kenikmatan yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi jebakan yang membuat seseorang lupa akan hakikat kehidupannya.
Rasulullah SAW memberikan nasihat berharga tentang dua kenikmatan yang sering membuat manusia lalai:
“نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس: الصحة والفراغ”
“Dua kenikmatan yang sering membuat manusia lalai adalah kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari No. 6412)
Kini, Ramadhan telah tiba—sebuah kesempatan berharga untuk beribadah, bekerja, dan berbuat kebajikan. Namun, dalam menjalani bulan mulia ini, kita juga harus menjaga kesehatan agar tidak menyia-nyiakan waktu luang.
Nikmatilah kenikmatan dalam dua hal berharga itu: kesehatan dan waktu. Hiduplah dengan tetap sehat, serta kelola waktu dengan optimal untuk bekerja dan beribadah. Kemuliaan Ramadhan hanya dapat diraih oleh mereka yang benar-benar memuliakannya.