Saturday, July 5, 2025
Google search engineGoogle search engine
HomeArtikelEngkau masih Hidup Walau Telah Wafat 

Engkau masih Hidup Walau Telah Wafat 

Oleh : Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Tidak semua yang telah mati itu telah mati. Boleh jadi seseorang telah lama mati tapi pesona kepribadiannya dan ruh kebaikannya masih hidup

Ada yang telah mati secara biologis tapi dia pada hakekatnya masih hidup secara spiritual dan contoh kebaikannya sampai sekarang.

Seperti halnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (SAW) habibullah, yang telah wafat 14 abad lalu, tapi saat ini dia masih hidup secara spirit di tengah-tengah kita sebagai umat Islam.

Tidak hanya ajarannya yang masih tetap hidup dan terus berkembang, pengikutnya pun terus berkembang sampai saat ini. Orang kafir pun terkagum dengan akhlaq dan kecerdasannya memimpin dan mendakwakan Islam sampai akhir hayatnya.

Dia berikan dengan sepenuh cinta seluruh waktu dan kehidupannya hanya untuk mentarbiyah umatnya dan mendakwakan Islam. Tak hanya di sekitar jazirah Arab, tapi untuk seluruh umat manusia dan kedamaian bagi semesta alam. 

Ummatnya pun dengan penuh cinta, setiap saat menyebut-nyebut namanya dan mendoakan berupa salawat dan salam kepadanya. 

Walau tak mungkin lagi bertemu dengannya

Kerinduannya yang mendalam tak pernah surut, mencucurkan air mata kepingin bertemu dengannya. 

Tak bisa bertemu dan melihat wajahnya Muhammad SAW yang mempesona nan penuh kharismatik. Saat melihat langsung masjidnya, Masjid Nabawi di Madina, sudah menggetarakn jiwa penuh syukur ‘bertemu’ dengannya.

Tak heran banyak ummat bersusah payah menyiapkannya dana dan tabungan bertahun-tahun. Dibuatkannya waktu khusus dalam rangkaian Ibadah Umroh, hanya untuk menemui kekasihnya, walau hanya dengan amalan ziarah kubur.

Demi untuk menziarahi kuburnya, rela antrian panjang dan walaupun berdesak-desakan. Bagi perindu dan pecinta Rasul, tak mengapa. Asal sudah dapat melihat langsung lebih dekat dengan kuburannya, sudah cukup menyinari cahaya kerinduannya

Kalau saja asykar (tentara penjaga Masjid Nabawi) tak mengusir kami, raasanya mau berlama-lama ‘meraih’ janjinya tentang kemuliaan di Raudah. Dengan terus dzikir dan ibadah antara mimbarnya dan rumahnya, yang kini tinggal kuburnya beliau bersama sahabatnya tercinta, Abu Bakar dan Umar bn Khattab.

Sambil berjalan melewati kuburanmu wahai Rasulullah habibunal mustafa. Dengan pemaknaan kerinduan dan tekad hati dan jiwa, bersama jamaah dari berbagai suku bangsa penjuru dunia. Kulambaikan tangan, kuucapkan terus salawat dan Salamun ya Rasulullah, salamun ya Abu Bakar wa salamun ya Umar.

Itulah makna kemuliaan manusia agung, dia (Rasulullah SAW) telah wafat, tapi nilai-nilai kemuliaan kehidupannya masih hidup dan terus dihidupkan. 

Sebagai pengikutnya, kita tidak hanya mencintai dan merindukan bertemu dengannya dengan menziarahi kuburnya. Bukti cintanya adalah dengan senantiasa menjalankan sunnah (ajarannya) dalam kehidupan keseharian kita.

Lebih dari pada itu adalah bagaimana kita berupaya secara maksimal menapaktilasi metode dakwah dan pengkaderan beliau diawal perlangkadan Islam di Makkah dan Madinah.

Pesona akhlaq dan bukti cintanya pada umatnya dalam kehidupannya. Menjadi teladan bagi kita umat sesudahnya. Menyuluh kerinduan bertemu dengannya, semoga bisa dipertemukan di surgaNya. InsyaAllah Aamiin.(*) 

Spirit Ibadah Umroh akhir Februari 2023

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments