Saturday, July 5, 2025
Google search engineGoogle search engine
HomeArtikelDari Halaqah Kubra (4): Spirit Kelembagaan Ust Aziz, Kepemimpinan dan Hidayatullah di...

Dari Halaqah Kubra (4): Spirit Kelembagaan Ust Aziz, Kepemimpinan dan Hidayatullah di 50 Tahun Kedua

HidayatullahSulsel.com — Anggota Dewan Pertimbangan Hidayatullah Dr KH Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar MSi menyampaikan Spirit Kelembagaan pada Halaqoh Kubro di Wadi Barakah kawasan Ponpes Ummul Qura Hidayatullah Tompobulu Pucak Maros. Berikut petikannya :

Di grand strategi Hidayatullah yang baru, masa transisi yang sangat penting adalah pada tahun 2023-2033. Asumsinya karena inilah masa dimana Hidayatullah diuji, sejauh mana transformasi dan transmisi kekaderan ini benar benar akan diuji.

Karena 10 tahun ke depan Hidayatullah akan dihadapkan pada kondisi dimana pengendali Hidayatullah bukan lagi hasil pengkaderan langsung KH. Abdullah Said. Tapi kader yang lahir belakangan.

Hidayatullah saat ini sudah melalui 50 tahun perjalanan. Dalam perjalanannya, Hidayatullah sudah mengalami dua kepemimpinan. Yaitu KH Abdullah Said sebagai founder atau tokoh sentral kepemimpinan Hidayatullah yang telah sukses memimpin selama 25 tahun.

Kemudian dilanjutkan oleh KH Abdurrahman Muhammad dari tahun 1998 sampai sekarang 2024. Selama periode kedua itu kita mengalami perubahan pola pemimpinan. yaitu dengan sistem syuro.

KH Abdullah Said tidak secara tertulis meninggalkan konsep kepemimpinan Hidayatullah. Manhaj jatidiri Hidayatullah itu tidak ditulis secara utuh. tapi kita hanya diwariskan transkrip bahasa lisan di training-training kader Hidayatillah.

Transkrip bahasa lisan ini yang disampaikan dalam serpihan-serpihan ceramah beliau itulah yang kemudian menggerakkan kader-kadernya tertransformasi dan transmisi untuk senantiasa menjadikan mereka terus terjaga spiritnya.

Sehingga saat beliau meninggal, para kader yang langsung ditangani beliau bisa tetap konsisten berjuang sampai sekarang ini. Sekalipun sudah meninggal, generasi ke 3 sekarang ini, Hidayatullah seperti masih dikader oleh KH. Abdullah Said.

Maka peran kita yang sangat penting saat ini adalah bagaimana mempersiapakan Hidayatullah di 50 tahun Hidayatullah yang kedua ini.

Setelah sepeninggalan KH. Abdullah Said sebagai pemimpin one man show dengan gaya kepemimpinan yang melakukan semua fungsi sendiri.

Tidak sederhana Hidayatullah itu setelah ditinggal beliau. Di buku 50 tahun saya menceritakan bagaimana rekayasa suksesi Hidayatullah yang kedua ini dibawah kepemimpinan KH. Abdurrahman Muhammad.

Intinya bahwa 25 tahun kedua ini berjalan dengan baik walaupun ada dinamika. Tapi kita harus bersyukur Hidayatullah masih tetap eksis seperti sekarang.

Semua itu tidak terlepas dari pengorbanan penting dari pemimpin-pemimpin Hidayatullah yang kedua ini dalam melanjutkan estafet kepemimpinan KH. Abdulla Said.

Ada perbedaan yang sangt terlihat jelas pada dua periode kepemimpinan ini. KH Abdullah Said sebagai founder dan ideolog tunggal di periode pertama. Kemudian pemimpin kedua agak berbeda.

Pemimpin Umum, KH Abdurrahman Muhammad pernah bilang “Saya ini bukan Ustadz Abdullah Said yang mampu memimpin dengan menjalankan semua fungsi sendiri. Maka saya ingin kepemimpinan kolektif atau syuro”.

Gaya kepemimpinan syuro ini selalu dikampanyekan KH Abdurrahman Muhammad di awal kepemimpinannya. Dan Alhamdulillah wujudnya bisa kita lihat di tangan beliau gaya kepemimpinan tersebut bisa terlembagakan.(Ridwan Gagah)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments