Wednesday, December 17, 2025
HomeKolom KhususTadabbur DailyTadabbur Daily: Izinkan Kami Berjanji (Lagi)

Tadabbur Daily: Izinkan Kami Berjanji (Lagi)

Oleh: Masykur Suyuthi

Ada banyak janji pernah terucap dari lisan manusia. Disadari atau tidak, kadang terasa enteng. Mudah meluncur gampang pula tergelincir. Itulah manusia. Di era media sosial zaman sekarang, apa lagi. Postingan atau konten apa saja begitu ringan terucap dan menyebar. Kalau lidah disebut tak bertulang, sekarang ada jempol yang siap menari di layar-layar gadget.

Mengambil pelajaran dari kisah Nabi Yusuf, semoga Allah memberikan keselamatan padanya, di sana ada lidah manusia yang penuh dengan janji. Bukan sekali. Tidak dua kali. Tapi berulang kali saudara-saudara Nabi Yusuf melempar janji. Demikian diungkap dalam al-Qur”an pada surah Yusuf.

Firman Allah: “Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya,” (Yusuf [12]: 12)

Diceritakan, awalnya saudara-saudara Nabi Yusuf datang menghadap ayahanda, Nabi Ya’qub, putra dari Nabi Ishak bin Ibrahim alaihim as-salam. Mereka berjanji, jika Yusuf diizinkan, alangkah riangnya mereka semua. Ia tentu akan bersenang-senang dan bermain-main. Dan yang pasti, kami siap menjaganya. Itulah janji mereka.

Selanjutnya, apa yang terjadi? Ibarat petir menyambar di siang bolong. Mereka pulang membawa kabar buruk. Yusuf tiba-tiba dimakan serigala! Binatang buas itu menerkamnya saat mereka para saudaranya sedang asyik bermain.

Panjang lebar mereka mengisahkan kronologi kejadian itu kepada ayahnya. Lengkap dengan bukti gamis “berdarah” yang disiapkan. Lalu kemana janji itu? Entahlah. Saudara-saudara Nabi Yusuf sendiri yang membongkar boroknya. Bahwa mereka sudah ingkar janji. Yusuf yang diming-imingi ikut bermain bersama, malah hanya ditinggal. Tugasnya, cukup sebagai penjaga barang saja.

Well, entah sudah berapa ratus atau ribu kali kita semua pernah berjanji. Ada yang terwujud namun tak sedikit yang belum terealisasi. Apakah karena tak mampu atau memang tidak mau? Entahlah. Ataukah ada keangkuhan (thagha) mulai merasuki diri? Jelasnya, begitulah sifat manusia.

Kini, Hidayatullah menggelar agenda Musyawarah Wilayah (Muswil) secara serentak hingga akhir tahun 2025 nanti. Agenda lima tahunan di setiap Provinsi Indonesia tersebut tentu bukan sekadar ajang suksesi kepemimpinan strutural organisasi Hidayatullah di masing-masing wilayah.

Hakikatnya, Muswil Hidayatullah adalah wadah saling memperkokoh kembali komitmen dan janji-janji yang pernah terucap oleh seorang kader dakwah Islam. Entah, ikrar itu terucap secara formal saat dilantik ataukah sebatas komitmen diri untuk selalu turut berbaris rapi dalam shaf perjuangan.

Tetapi, apa kabar janji manusia? Jelasnya, Allah pasti menepati janji-Nya. Siapa yang berjihad dengan penuh kesungguhan, niscaya Allah berikan jalan keluar dari setiap permasalah hidupnya.

Firman Allah: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik, ” (Al-Ankabut [29]: 69).

Sekali lagi, apa kabar janji manusia? Semoga kita semua tidak tergolong orang yang lalai dari ikrar dan komitmennya. Apalagi sengaja tidak mengindahkan nasihat dan janji tersebut. Sebab itulah kesombongan yang nyata. Memandang remeh orang lain dan gemar menolak kebenaran.
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fuanna.

*Masykur Suyuti (Member Komunitas Sahabat Puang Karua).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_imgspot_img

Terbaru lainnya

Recent Comments