Wednesday, December 17, 2025
HomeArtikelTadabbur Daily: Akrimi Matswahu

Tadabbur Daily: Akrimi Matswahu

Oleh: Masykur Suyuthi*

“Akrimi matswahu!”

Sepotong kalimat beraroma antusiasme mengawali percakapan sepasang suami istri tersebut. Meski belum tahu pasti secara detail tentang sosok remaja yang baru saja dibelinya. Tapi setidaknya harapan dan optimisme tentang kebaikan itu selalu menyala.

Hal itu terungkap dalam tadabbur dialog petinggi Kerajaan Mesir (al-Aziz) bersama istrinya. Lebih rincinya Allah Ta’ala berfirman:

“Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: ‘Akarimi matswahu (Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik), boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak.’ Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta’bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya,” (Yusuf [12]: 21).

Muliakan dengan pemberian serta pelayanan terbaik. Inilah pesan pertama orang yang membeli Yusuf muda tersebut. Bahwa untuk setiap tawaran dan peluang kebaikan, maka sikap yang paling utama adalah bersemangat menyambut seruan kebaikan tersebut.

Istimewanya, tak ada nama secara tersurat dalam al-Qur’an tentang siapa yang memberi pesan tersebut. Ini menunjukkan, tak sedikit kebaikan yang memang “tidak butuh” nama. Terkadang, ketulusan dan perbuatan baik yang berulang itulah justru yang melekat sebagai identitas dan alamat serta “mengalahkan” nama asli seseorang.

Pun tak perlu menunggu punya nama, menanti dapat jabatan elit, atau berharap jadi orang terkenal lebih dahulu untuk melakukan satu investasi kebaikan. Al-Qur’an sendiri sudah memberi garansi, apapun kebaikannya hingga secuil biji dzarrah sekalipun, Allah pasti menghitung dan menimbang seluruh niat baik dan proses perjuangannya.

Senada Nabi Muhammad juga memberi motivasi yang luar biasa. Yakni, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Bahwa amanah kepemimpinan adalah satu keniscayaan yang dipergilirkan oleh Allah.

Ada saatnya, ia dilimpahkan tanggung jawab sebagai pemimpin dalam lingkup manajemen dan struktural. Namun jika tiba masanya, maka kepemimpinan hingga kekuasaan manusia sekalipun dengan mudah Allah cabut dan berikan kepada yang lain. Semuanya berjalan sesuai dengan periode dan ketetapan Allah semata.

Demikian dalam urusan pendidikan dan dakwah. Amanah secara struktural organisasi atau lembaga formal selalu dibatasi masa dan periode. Namun tidak sebagai perannya. Setiap orang hendaknya terus berpikir maksimal dan berkontribusi optimal dalam proses giat tarbiyah dan dakwah demi lahirnya generasi emas yang dinanti.

Akrimi matswahu. Jangan takut berjuang dan berkorban untuk melahirkan generasi yang lebih baik di masa mendatang. Ambillah peran sebanyak-banyaknya. Teruslah berkontribusi seluas-luasnya. Berikan dedikasi yang terbaik untuk “Sinergi Anak Bangsa Menyongsong Indonesia Emas 2045”.

Senada, Ustadz Abdul Aziz Kahar Muzakkar (Tokoh dakwah nasional di Sulawesi Selatan) pernah mengatakan dalam satu obrolan di whatsapp, bahwa pekerjaan besar di Hidayatullah adalah menjadi murabbi (mencetak kader) dan itu tidak mengenal istilah pensiun.

Terakhir, terucap selamat dan sukses atas Musyawarah Wilayah (Muswil) VI Hidayatullah Sulawesi Selatan 2025 yang diselenggarakan di kota Makassar, awal Desember 2025 mendatang. Selamat atas lahirnya pemimpin-pemimpin baru Hidayatullah Sulawesi Selatan. Semoga senantiasa amanah dan istiqamah di jalan hidayah Allah.

*Dr. (C) Masykur Suyuti, Lc, M.Pd., Anggota Komunitas “Sahabat Puang Karua”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_imgspot_img

Terbaru lainnya

Recent Comments