Takalar (HidayatullahSulsel.or.id) — Pemuda Hidayatullah Sulawesi Selatan menggagas program pembinaan kreatif bertajuk “Mabit Explorer”, sebuah kegiatan bermalam dan berpetualang yang menggabungkan nilai spiritual, edukatif, dan sosial.
Acara yang berlangsung pada Sabtu-Ahad (4-5/10/2025) di beberapa titik di Kabupaten Takalar itu diikuti seluruh mahasiswa Pesmadai (Pesantren Mahasiswa Dai) Makassar, dengan dukungan DPD Hidayatullah Takalar dan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Sulsel.
Berbeda dari kegiatan mabit (malam bina iman dan takwa) pada umumnya, Mabit Explorer dikemas dalam format yang lebih dinamis. Peserta tak hanya bermalam dan mengikuti kajian, tetapi juga berpetualang, berdiskusi, dan beraksi sosial di lingkungan masyarakat.
“Kami ingin memberi warna baru bagi pembinaan generasi muda Islam. Mabit ini kami rangkai dengan touring mini, tadabbur alam, dan kegiatan sosial. Jadi sambil menjelajah dan menikmati alam, peserta juga mendapat pengalaman spiritual dan wawasan kebangsaan yang menyegarkan,” ujar Bang Abid, Ketua Pemuda Hidayatullah Sulsel sekaligus Pembina Pesmadai Makassar, di sela kegiatan.
Kegiatan dibuka dengan tadabbur alam di kawasan wisata Paria Laut, Takalar. Objek wisata yang menawarkan perpaduan hamparan padang rumput hijau, air empang yang tenang, dan pemandangan sunset yang memukau, tersebut menjadi latar bagi refleksi diri dan renungan Qur’ani.
Di spot wisata yang terletak di Kelurahan Takalar Lama, Kec. Mappakusunggu ini, selain melaksanakan shalat maghrib berjamaah di alam terbuka, para peserta juga diajak merenungi ayat-ayat kauniyah sambil menyusuri alam, menanamkan nilai tauhid dan kepedulian lingkungan.

Malam harinya, peserta menuju ke Kampus Pesantren Tahfizh Ahlul Jannah Takalar. Di halaman masjid di kompleks pesantren yang beralamat di Paddinging, Sanrobone, tersebut, peserta mengikuti kegiatan diskusi intelektual bertema “Gen Z Talk: Dinamika Gen-Z, Globalisasi, dan Perdaban Islam”.
Forum diskusi santai namun berbobot tersebut dipandu oleh Ustadz Baharuddin Jabbar, Ketua DPD Hidayatullah Takalar, bersama Bang Abid. Dalam forum tersebut, mahasiswa peserta Mabit membahas isu-isu aktual seperti tantangan digitalisasi dakwah, produktivitas di era AI, hingga pentingnya menjaga jati diri di tengah budaya global.
“Kita harus menghidupkan kembali tradisi berpikir kritis di kalangan pemuda Islam, bukan sekadar ikut arus, tapi hadir memberi solusi,” tutur Ustadz Baharuddin, yang memimpin jalannya forum di bawah temaram lampu tenda.
Menjelang akhir malam, kegiatan dilanjutkan dengan qiyamullail, yang diikuti penuh khidmat oleh seluruh peserta. Udara dingin menjadi saksi semangat muda yang tak padam. Setelah shalat Subuh berjamaah, Ustadz Bachtiar Aras, S.Sos.I, Kepala Departemen Dakwah DPD Hidayatullah Takalar, memberikan tausiah Spirit Subuh.
Sebagai penutup, peserta Mabit Explorer menggelar aksi bersih-bersih masjid dan lingkungan sekitar, menandai berakhirnya rangkaian kegiatan dengan aksi nyata. “Kepedulian sosial harus jadi bagian dari ibadah,” kata Bang Abid. “Inilah dakwah yang bergerak, bukan hanya dalam ruang kajian, tapi juga dalam tindakan.”
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat sekitar. Sejumlah warga bahkan ikut bergabung dalam aksi kebersihan dan sarapan bersama peserta.
Pemuda Hidayatullah menyampaikan apresiasi kepada Pondok Pesantren Tahfidz Ahlul Jannah yang menjadi tuan rumah dan menyediakan fasilitas bagi peserta. “Sinergi ini menunjukkan bahwa pembinaan pemuda bisa dikemas secara kreatif, menyenangkan, dan tetap sarat nilai dakwah,” ujar Abid.
Melalui Mabit Explorer, Pemuda Hidayatullah Sulsel berupaya menumbuhkan generasi muda Islam yang cinta ilmu, cinta alam, dan cinta aksi. Sebuah upaya menautkan kembali spiritualitas, intelektualitas dan realitas, agar dakwah tak kehilangan sentuhan manusiawi di tengah perubahan zaman.
Reporter : Abdurrahman
Editor : Cakdul



