SELAYAR (HidayatullahSulsel.or.id) – Sebuah momen penuh kenangan terungkap ketika rombongan DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan bersilaturahim ke rumah jabatan Wakil Bupati Kepulauan Selayar, Drs. H. Muhtar, M.M., Ahad (28/9/2025) sore.
Di hadapan jajaran pengurus, Wakil Bupati yang akrab disapa Haji Muhtar itu mengisahkan perjumpaannya puluhan tahun silam dengan pendiri Hidayatullah, Ustadz Abdullah Said. Saat itu, beliau masih mahasiswa di IKIP (sekarang UNM) Makassar.
“Beliau datang mengisi kuliah (kajian) tentang surah Al-‘Ashr. Saya masih ingat betul bagaimana beliau menjelaskan dengan cara yang begitu berbeda dari kebanyakan tafsir yang pernah saya dengar,” ujarnya sembari tersenyum.
Menurut Muhtar, biasanya wal-‘ashr dimaknai “demi masa.” Namun, Ustadz Abdullah Said menawarkan perspektif baru: wal-‘ashr bermakna “demi momentum.”
“Kalimat itu begitu melekat dalam ingatan saya. Beliau menyampaikan bahwa setiap momentum adalah kesempatan berharga untuk beramal, berkontribusi, dan memperjuangkan kebaikan. Itulah yang terus saya bawa hingga hari ini,” kenangnya.
Silaturahim sore itu juga menjadi momentum tersendiri. Di ruang tamu rumah jabatan yang sederhana namun hangat, dialog antara Pemda Selayar dan Hidayatullah mengalir dan melahirkan berbagai inspirasi.
“Sebagaimana silaturahim kita hari ini, ini adalah momentum yang menghadirkan banyak inspirasi. Alhamdulillah,” ungkap Muhtar.
Wabup bahkan menantang Hidayatullah untuk memperluas kiprah dakwahnya di Kepulauan Selayar. Ia menyebut masih ada lima kecamatan yang belum hadir pesantren, yakni Bontomatene, Bontosikuyu, Pasilambena, Pasimarannu, dan Takabonerate.
“Kalau kita bersatu, maka kita akan bertambah kuat. Dan kalau kita berkolaborasi, pasti akan ada solusi,” ujarnya penuh semangat.
Kenangan lama, dialog hari ini, serta tantangan masa depan seolah bertemu dalam satu benang merah. Sebuah momentum, sebagaimana tafsir Ustadz Abdullah Said dulu, yang mengingatkan semua pihak akan pentingnya menggunakan setiap kesempatan untuk membangun umat.