Wednesday, September 17, 2025
Google search engineGoogle search engine
HomeArtikelStrategi Politik Prabowo dengan Sapu

Strategi Politik Prabowo dengan Sapu

Oleh: Ahkam Sumadiana*

Sebagai pemenang pilpres, Prabowo memahami betul situasi masyarakat dan kondisi bangsa ini. Ia sadar, rumah yang dimasukinya bukanlah rumah baru yang bersih dan rapi layaknya hunian dari pengembang. Yang ia dapati justru sebuah rumah tua, lama tak terurus, penuh noda, sampah, dan kotoran di mana-mana.

Kenyataan ini tentu saja tidak mudah. Namun, sebagai pemimpin, pilihan yang paling masuk akal adalah segera membersihkan rumah itu. Tidak perlu ribut, tidak perlu menyalahkan siapa pun, apalagi berkeluh-kesah. Meminjam istilah Jusuf Kalla: “bersihkan segera, lebih cepat lebih baik.”

Prabowo pun memilih strategi sederhana. Ia cukup memakai sapu. Dari sapu tangan, sapu ijuk, hingga sapu jagat. Setiap sapu memiliki fungsinya masing-masing.

Dari Sapu Tangan hingga Sapu Lidi

Langkah awal dimulai dari sapu tangan. Dengan alat sederhana ini, noda di meja atau jendela bisa dibersihkan tanpa merusak kaca. Namun, strategi ini membuat sebagian masyarakat merasa kecewa. Mereka menilai Prabowo terlalu lembut, bahkan seperti mengelus para pelaku penyalahgunaan wewenang dan koruptor. Tak heran muncul anggapan bahwa ia masih berada di bawah bayang-bayang pendahulunya.

Tahap berikutnya adalah sapu kelut, atau sulak, untuk membersihkan debu. Meski bermanfaat, masyarakat tetap merasa hasilnya kurang signifikan bagi perubahan bangsa.

Baru pada tahap sapu ijuk, kerja pembersihan terlihat lebih serius. Dengan sapu yang lebih kuat, kotoran bisa benar-benar dikeluarkan. Namun, tantangan tak berhenti di situ. Halaman rumah masih penuh sampah, sehingga Prabowo pun harus menggunakan sapu lidi. Alat ini memang keras dan kaku, tapi efektif untuk menyapu sampah menumpuk di halaman.

Meski begitu, masyarakat tetap menilai belum cukup. Mereka ingin lebih dari sekadar membersihkan noda dan sampah. Yang harus diatasi adalah perilaku dan moralitas orang-orang yang gemar mengotori rumah itu—koruptor, penyalahguna wewenang, dan pelaku onar.

Di titik inilah Prabowo diharapkan berani mengambil langkah sapu rata. Artinya, menindak siapa pun tanpa pandang bulu, sekalipun akan menghadapi perlawanan keras. Justru di situ letak dukungan rakyat akan semakin besar, karena keadilan benar-benar ditegakkan.

Menuju Sapu Bersih dan Sapu Jagat

Jika strategi pembersihan ini berhasil, dari sapu tangan hingga sapu rata, maka Prabowo bisa dikatakan mencapai sapu bersih. Artinya, ia mampu menata ekonomi, menjaga stabilitas politik, dan menciptakan keamanan. Pada akhirnya, masyarakat akan tetap setia mendukungnya.

Namun Prabowo tampaknya menyimpan satu langkah terakhir: sapu jagat. Ia pernah tinggal di Yordania, negara muslim yang memberi banyak pelajaran spiritual. Dari sana ia belajar pentingnya doa. Doa yang tidak hanya memohon keselamatan bangsa di dunia, tapi juga di akhirat.

Doa itu adalah sapu jagat:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa api neraka.”

Doa ini menjadi penutup sekaligus pengingat, bahwa sebesar apa pun strategi politik dan kekuasaan, pembersihan sejati hanya akan sempurna bila disertai dengan doa dan niat tulus untuk bangsa.

*KH. Ahkam Sumadiana, M.A., Murabbi Nasional Hidayatullah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_imgspot_img

Terbaru lainnya

Recent Comments