Friday, August 8, 2025
Google search engineGoogle search engine
HomeArtikelDaurah Marhalah Ula Parepare Awali Sesi dengan Refleksi Kritis atas Realitas Umat

Daurah Marhalah Ula Parepare Awali Sesi dengan Refleksi Kritis atas Realitas Umat

PAREPARE (HidayatullahSulsel.or.id) — Kegiatan Daurah Marhalah Ula yang berlangsung di Gedung Dakwah Hidayatullah Parepare pada Jumat (25/7) diawali dengan sesi pembuka bertema “Pengantar Sistematika Wahyu” yang disampaikan oleh Ketua Departemen Perkaderan DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan, Ustaz H. Muh. Nashrullah Alwi, Lc., MM.

Sesi ini menjadi pengantar yang menggugah kesadaran peserta terhadap realitas umat Islam kontemporer sekaligus menjadi landasan berpikir dalam memahami urgensi dakwah dan perubahan.

Dalam pemaparannya, Ustaz Nashrullah secara lugas memotret sejumlah problem krusial yang melilit umat Islam saat ini. Salah satu yang ia soroti secara tajam adalah rendahnya budaya membaca di kalangan kaum Muslimin.

“Sangat sedikit umat Islam yang suka membaca, baik itu Al-Qur’an maupun buku-buku hadits,” ungkapnya di hadapan peserta.

Menurut beliau, kondisi ini merupakan salah satu penyebab utama keterbelakangan umat dalam bidang ilmu pengetahuan. “Sangat sedikit ilmuwannya, kita tertinggal jauh,” lanjutnya.

Tak hanya itu, Ustaz Nashrullah juga mengangkat persoalan ketidakadilan yang kian merajalela.

Alumnus Universitas Islam Madinah tersebut juga menyayangkan banyaknya individu yang tidak berlaku adil ketika memegang amanah, mencerminkan krisis integritas yang serius dalam kehidupan sosial maupun kepemimpinan umat.

Dalam nada prihatin, beliau juga menyinggung tentang kemiskinan yang menghimpit mayoritas umat Islam. “Rata-rata umat Islam berada dalam garis kemiskinan, sangat sedikit jumlahnya yang mampu berzakat, perekonomian bahkan tidak dikuasai oleh umat Islam,” paparnya.

Lebih jauh, ia menyebut budaya korupsi dan kecintaan berlebihan terhadap dunia sebagai penyakit sosial yang terus menggerogoti kekuatan umat.

“Kita terjajah secara sosial dan ekonomi,” tegasnya, sembari menunjukkan bahwa berbagai persoalan yang dihadapi umat saling berkaitan dan membentuk lingkaran setan yang sulit diputus jika tidak dimulai dari kesadaran kolektif.

Sesi pembuka ini diharapkan dapat menjadi momentum refleksi bagi para peserta untuk membenahi diri, membangun kesadaran intelektual dan spiritual, serta menumbuhkan semangat kolektif dalam mencari solusi atas berbagai problematika umat.

Materi yang disampaikan secara komunikatif ini menjadi pembuka jalan bagi peserta daurah untuk memasuki tahapan pembelajaran berikutnya dengan bekal kesadaran atas kondisi umat dan pentingnya peran kader dakwah dalam perubahan.

(Redaksi HidayatullahSulsel.or.id | Reporter: Nas)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_imgspot_img

Terbaru lainnya

Recent Comments