Saturday, July 5, 2025
Google search engineGoogle search engine
HomeKolom KhususTidur yang Menginspirasi

Tidur yang Menginspirasi

Hijrah bukan sekadar perpindahan tempat. Ia adalah tonggak perubahan menuju kemuliaan. Sebagaimana Rasulullah ﷺ berhijrah ke Madinah. Beliau bukan hanya meninggalkan Makkah, tetapi memulai peradaban baru yang penuh perjuangan, pengorbanan, dan pada akhirnya kemenangan.

Demikian pula kisah Ashhabul Kahfi, sekelompok pemuda beriman yang memilih bersembunyi di dalam gua. Sekilas, hijrah mereka tampak pasif. Tidak ada deklarasi, tidak membentuk gerakan, tidak membangun kekuatan. Yang mereka lakukan hanyalah tidur. Benar-benar tidur. Dan bukan sehari dua hari, tapi selama lebih dari tiga abad, tepatnya 350 tahun.

Namun, yang menjadikan hijrah mereka mulia bukan karena tidurnya, melainkan alasan di balik hijrah itu: mereka meninggalkan lingkungan penuh kemusyrikan dan kezaliman, demi menjaga keimanan mereka tetap utuh. Itu adalah bentuk tertinggi dari hijrah spiritual.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Kahfi: 16:

“Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung di dalam gua itu. Niscaya Tuhanmu akan melimpahkan rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu.”

Dalam Tafsir Al-Wajiz, Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili menjelaskan:

“Apabila kamu meninggalkan kaum dan sesembahan mereka selain Allah, maka carilah perlindungan di gua. Niscaya Allah akan melindungimu dari gangguan mereka dan memberikan manfaat dalam urusan hidup yang mendesak.”

Hijrah mereka adalah bentuk perlawanan sunyi terhadap penguasa lalim. Bukan dengan kekuatan fisik, tapi dengan keberanian menyelamatkan iman, yakni dengan berpindah, menjauh dari keramaian, dan memilih kesendirian yang sarat dengan makna. Maka tidurnya Ashhabul Kahfi bukanlah kelemahan, tapi simbol keteguhan iman.

Hijrah adalah perpindahan dari gelap menuju cahaya. Dari batil menuju haq. Dari zona nyaman menuju medan perjuangan yang menyelamatkan iman. Itulah esensi hijrah dalam Islam: penyelamatan keyakinan dan prinsip hidup, bahkan jika harus berkorban kenyamanan.

Hari ini, semangat hijrah tetap relevan. Dalam konteks masyarakat modern, hijrah adalah pergerakan menuju keadaan yang lebih baik: dari malas menjadi produktif, dari lalai menjadi sadar, dari lingkungan rusak menuju pergaulan yang membangun.

Semangat ini menggerakkan kita untuk terus berinovasi, bekerja keras, dan membangun peradaban. Tidak selalu dengan revolusi besar, kadang cukup dengan langkah sederhana. Asal dilakukan dengan niat yang lurus dan istiqamah.

Hijrah Ashhabul Kahfi adalah bentuk jihad dalam kapasitas yang mereka mampu. Totalitas keimanan mereka telah membulatkan tekad untuk memilih tempat dan cara terbaik menyelamatkan keyakinan: sebuah gua sunyi, dengan ketenangan dan pengharapan hanya kepada Allah.

Bukan tidur mereka yang patut dikenang, tapi niat hijrah dan perjuangan mereka menjaga iman di tengah badai kemusyrikan. Itulah kemuliaan sejati dan pelajaran besar bagi kita hari ini.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_imgspot_img

Most Popular

Recent Comments